Powered By Blogger

Tuesday, 23 September 2014

Konselor Sebaya

Melihat permasalahan remaja yang saat ini beragam, mulai dari free sex, narkoba, kesulitan dalam belajar serta permasalahan dalam dinamika remaja seperti pacaran, dsb, adalah masalah sehari-hari remaja yang  konsidi psikisnya masih labil.

Menurut Wiwik Afifah, sekretaris wilayah Koalisi Perempuan Indonesia, remaja adalah generasi penerus yang memiliki potensi besar. Tinggal bagaimanakah orang dewasa disekitarnya mengasah potensi remaja. Bila potensi tidak terasah, bisa membuat remaja justru tidak terarah yang menyebabkan banyaknya anak tidak memahami minat bakatnya. Apalagi bila lingkungan sekitarnya tidak mendukung, seperti adanya permasalahan rumah tangga, pengaruh media elektronik dan IT yang tidak terkontrol, serta pengaruh lingkungan yang negatif. Sehingga masa-masa remaja yang masih labil tdak menutup kemungkinan si remaja akan terjebak dalam lingkaran yang buruk.

Masa peralihan dari sifat anak-anak menjadi dewasa, membuat remaja perlu mendapatkan kondisi maupun perlakuan yang berbeda. Namun sayangnya tidak banyak orang tua, guru, tetangga, dan orang dewasa lainnya yang dapat memposisikan diri sejajar dengan remaja, setidaknya lebih mengayomi dan tegas terhadap remaja.  Sehingga orang dewasa bisa menjadi sahabat remaja. Dan problematika pubertas, problematikan sosial dan reproduksi remaja sering tak terselesaikan.

Kejadian disekitar kita yang sering kali di alami yakni ketika pelajar atau remaja sering kali enggan menceritakan masalahnya pada orang tua ataupun gurunya yang dianggap tidak gaul, tidak mengerti sekelumit dunia anak sekarang dan tidak paham bagaimana kemauan mereka. Akibatnya secara tidak langsung si remaja cenderung bercerita pada temannya. Di sisi lain, teman sebayanya tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan problem solving dan tidak menutup kemungkinan malah bisa menjerumuskan pada pergaulan yang tidak tepat.

Dinas Pendidikan Kota Surabaya berupaya menterjemahkan visi dan misi pendidikannya tidak hanya pada pendidikan yang sesuai kurikulum mata pelajaran saja, akan tetapi ada banyak ilmu yang ingin disampaikan, utamanya dibagikan saatu sama lain sebagai upaya  merespon kondisi remaja. Hal ini bisa disebut sebagai upaya peningkatan kompetensi siswa. Diknas kota Surabaya berupaya membentuk ekstrakurikuler Konselor Sebaya. Tujuannya adalah untuk melatih siswa menjadi konselor atau teman curhat yang baik untuk teman sebayanya serta untuk meminimalisir permasalahan pada remaja (pelajar) di kota Surabaya.

Program Konselor Sebaya telah berlangsung selama tiga tahun, terhitung sejak tahun 2012. Pada tahun 2014 ini,  siswa-siswa yang dilatih menjadi konselor sebaya, akan dibekali pendalaman materi dan akan dijadikan pioneer dari ekstrakurikuler Konselor Sebaya di sekolahnya. Melalui Ekstrakurikuler Konselor Sebaya pula, diharapkan sekolah dapat menampung permasalahan siswa sejak dini melalui program Konselor Sebaya serta mampu mensosialisasikan konsep-konsep positif diri siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Sebelum diimplementasikan sebagai ekstrakurikuler, Dinas Pendidikan telah menjadwalkan pelatihan selama 2 minggu untuk melatih Guru BK dan Wakasek Kesiswaan serta para murid di 5 titik tempat yang berbeda, yaitu Surabaya Pusat, Surabaya Barat, Surabaya Timur, Surabaya Utara dan Surabaya Selatan. Dengan menggandeng LSM, praktisi psikolog dan akademisi, Dinas Pendidikan berharap bisa menjembatani ruang yang selama ini membuat beberapa pihak bekerja sendiri-sendiri dalam meminimalisir permasalahan remaja. Sehingga dengan adanya Konselor Sebaya, diharapakan semua pihak mampu bekerjasama dalam menyiapkan generasi emas bangsa Indonesia.

Dian Eka Novita sebagai salah satu fasilitator agenda tersebut menyatakan bahwa kegiatan ini akan sangat membantu masyarakat untuk mengantisipasi remaja dalam menyelesaikan permasalahannya dengan jalur yang tidak tepat karena kurangnya informasi untuk mereka. Disisi lain, agenda ini penting dan perlu diselenggarakan lebih luas lagi.

Upaya LSM di kota surabaya dan Jawa Timur untuk melakukan pendampingan remaja sudah lama dilaksanakan. Menurut Wiwik Afifah, S.Pi., S.H, M.H., sejak 2011 banyak LSM yang melakukan pendidikan sebaya pada remaja tidak terbatas di sekolah, karena masih ada remaja yang tidak bersekolah. Sehingga pendidikan sebaya mengenai hak dan kewajibannya, pertumbuhan dan kesehatan repsoduksi, pergaulan remaja dan permasalahan remaja serta pengelolaan potensi diri untuk sukses, harus dilakukan pula di komunitas-komunitas yang tidak terikat dengan pendidikan formal.

Pentingnya kelompok remaja penggerak tingkat kelurahan hingga RT untuk melakukan upaya preventif dan kuratif maupun penangangan permasalahan remaja. Yang di prakarsai oleh Dinas Pendidikan, BAPEMAS, Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial kota Surabaya saat itu merupakan langkah maju. Meski harus terus progresif dan bersifat strategis dalam upaya pemenuhan hak anak. Dinas Pendidikan kota Surabaya yang menyelenggarakan pendidikan konselor sebaya untuk guru dan murid harus diiringi dengan upaya peningkatan pemenuhan hak lainnya seperti penyediaan fasilitas kesehatan anak di sekolah, tempat umum, Kelurahan, dll. Hal ini tidak hanya menjadi PR DIKNAS semata, namun pemerintah secara keseluruhan dan masyarakat.


Hal strategis yang ada di kota Surabaya adalah perda penyelenggaraan perlindungan anak kota Surabaya dan eksistensinya sebagai kota layak anak. Sehingga para stakeholder dalam hal pemenuhan anak, patut konsisten ketika melakukan upaya-upaya yang ada di kota Surabaya sebagai kota layak anak. Tentu saja hal tersebut dimaksudkan agar tidak hanya menjadi slogan dan upaya formalitas semata. Maka dari itu, mari dukung pemenuhan hak anak untuk kepentingan terbaik anak.

Oleh: Wiwik Afifah, S.Pi., S.H., M.H.

No comments:

BUKU TAMU